Wednesday, October 28, 2009

Strategi Mencari Penghasilan Tambahan

BY tyasjetra IN , 25 comments

cakeMencari penghasilan tambahan tidak harus dilakukan saat krisis melanda. Bahkan sangat dianjurkan untuk mencari penghasilan tambahan saat kondisi berkecukupan, alias sejahtera. Sesuai definisinya, penghasilan tambahan adalah penghasilan yang didapat di luar pekerjaan utama. Otomatis waktunya pun harus disediakan di luar jam kerja. Pilihannya bisa di pagi hari sebelum berangkat kerja, sore atau malam hari sepulang kerja, atau di akhir pekan. Meski waktunya fleksibel, tetap harus ada kedisiplinan untuk mengatur waktu.

Aturan mainnya, hindari penggunaan fasilitas kantor untuk keperluan yang terkait dengan pekerjaan tambahan, termasuk jangan sampai korupsi waktu. Bukankah dengan menerima gaji dari pekerjaan utama, kita tetap berkewajiban memberikan yang terbaik pada pekerjaan utama? Tentu boleh-boleh saja memanfaatkan waktu makan siang di kantor dengan laptop sendiri untuk menggarap pekerjaan sampingan tadi.

Selain itu, jangan mencampuradukkan administrasi keuangan dari penghasilan tambahan ini dengan keuangan keluarga.

Uang bukan yang utama

Tak sedikit yang beranggapan bahwa modal uang memegang peranan besar untuk memulai suatu usaha. Padahal, kenyataannya tidaklah demikian. Modal memang dibutuhkan, tapi bisa dalam bentuk uang maupun dalam bentuk lain.

Dalam bentuk uang pun, tak ada patokan baku berapa besarnya, malah disarankan untuk memulai usaha dari jumlah yang relatif kecil. Contoh, dari modal Rp 10 juta, cukup gunakan 25 persennya saja atau setengahnya, asal jangan semuanya. Seiring perjalanan waktu, boleh saja menambahkan modal jika prospeknya memang menguntungkan. Jadi, jangan membebani diri sendiri dengan berpikir bahwa harus memiliki modal besar untuk memulai usaha.

Modal dalam bentuk lain adalah diri sendiri, yakni keahlian apa yang bisa kita andalkan untuk "dijual". Salah besar jika seseorang sejak awal sudah memblokir diri dengan mengatakan dirinya "tak bisa apa-apa" dan tak punya apa pun yang bisa diandalkan untuk mencari penghasilan tambahan.

Carilah apa yang setidaknya bisa Anda upayakan untuk dibuat menjadi penghasilan. Misalkan, Anda hobi bermain tenis dan sudah cukup mahir, lalu Anda pun punya sebidang tanah di lokasi bagus. Mengapa tak coba membuka sekolah tenis? Atau, setidaknya menyewakan lapangan tenisnya saja? Hobi menyanyi atau memiliki suara merdu? Menjadi MC atau "menjual" suara di acara-acara lokal bisa dijadikan pilihan. Jika matematika merupakan pelajaran yang paling kita sukai di masa SD dulu, mengapa tidak membuka les privat? Bahkan hobi berkebun pun bisa jadi penghasilan tambahan. Tanaman yang jarang ada di pasaran bisa Anda tumbuhkan dengan baik, lalu dijual. Pendek kata, siapa pun bisa melakukannya dan bidang apa saja bisa dijadikan sumber penghasilan tambahan.

Selain modal uang dan modal diri sendiri, ada juga yang disebut social capital yang didapat dari pertemanan. Baik teman sekolah di SD, SMP, SMA, pendidikan tingkat tinggi, atau di lingkungan tempat tinggal Anda. Bina hubungan baik dengan semua orang, karena apa pun bentuk usaha yang kita geluti, kualitas relasi kita dengan orang lain amat menentukan. Bahkan kata orang bijak, seseorang dikatakan sukses berusaha bila ia mampu menggunakan other people's time, other people's skill, dan other people's money. Artinya, usaha apa pun bisa dilakukan tanpa harus mengandalkan waktu, keterampilan, dan uang pribadi.

Hobi, minat, dan bakat
Mengenai jenis usaha apa yang bisa dilakukan, tentunya yang kita pahami betul. Penting, untuk mempersingkat waktu belajar dan tak perlu intens belajar, cukup mencari detailnya saja.

Bidang pekerjaan yang sudah dipahami sepenuhnya, biasanya terkait dengan hobi, minat, dan bakat. Keterkaitan ini akan mempengaruhi sukses-tidaknya seseorang meraup penghasilan tambahan karena ketiga unsur tadi akan menjadi "jiwa" yang membuat orang tetap bersemangat melakukan pekerjaan tambahan.

Untuk mengetahui apa hobi, minat, dan bakat kita, bukalah telinga dan mata hati kita untuk mendengar masukan dari orang lain. Cermati hobi apa yang bisa dikembangkan, lalu padukan dengan kebisaan di bidang apa pun. Tentunya, kesediaan untuk senantiasa mencari ilmu juga tak bisa diabaikan. Jangan malu untuk belajar dan terus belajar.

Tak ada salahnya juga mengikuti tren yang ada, namun hendaknya jangan puas hanya dengan menjadi pengikut. Menghadapi ketatnya persaingan, mau tak mau kita harus rajin berinovasi mengingat tren pasti hanya sesaat dan akan tenggelam.

Berani memulai
Kejelian melihat peluang (mencermati hobi dan bidang yang akan kita geluti) memang merupakan hal penting. Namun yang tak kalah penting adalah langkah untuk memulai. Butuh keberanian untuk mulai melangkah dan pecah telur. Kalau kita takut memulai, kita tidak akan pernah tahu akan sukses atau tidak. Kemungkinannya tetap sama, 50-50. Jadi, beranilah untuk memulai, namun jangan lupa untuk tetap membuat perencanaan alternatif.

Siapkan pula mental untuk gagal. Berusahalah untuk tetap berpikir positif, tetapi tetap siapkan diri untuk menerima hal yang negatif. Berdasarkan survei, 9 dari 10 usaha akan tutup dalam 5 tahun pertama. Jadi, jika bisa selamat dalam 5 tahun pertama, itu merupakan sebuah prestasi untuk Anda. Jika kita belum berhasil dalam 1-2 tahun pertama, jangan berkecil hati, karena hal tersebut merupakan hal yang wajar. Jika hal ini terjadi, jangan langsung patah semangat untuk mencoba lagi. Kala menghadapi kegagalan, jangan syok terlalu lama, segera susun catatan dan cari apa yang menyebabkan kegagalan. Anggap kegagalan tersebut sebagai pelajaran berharga.

Jangan tinggalkan pekerjaan utama
Untuk mengetahui seberapa besar alokasi waktu dan energi yang perlu kita dedikasikan bagi pekerjaan yang memberi penghasilan tambahan ini, coba tuliskan berapa besar penghasilan tambahan yang kita butuhkan untuk "menambal" penghasilan utama, lalu sesuaikan dengan seberapa besar kapasitas kemampuan kita. Ingat, sejatinya kita dituntut memberi yang terbaik pada apa yang menjadi tanggung jawab kita. Jangan sampai kelewat berambisi menggelar penghasilan tambahan, akhirnya malah jatuh sakit atau keluarga jadi terabaikan. Jadi, perhitungkan masak-masak jangan sampai kita dapat Rp 1 juta, tapi harus kehilangan Rp 5 juta karena jatuh sakit, atau lebih parahnya, kehilangan pekerjaan utama.

Sebaliknya, bukan tak mungkin jumlah penghasilan tambahan jauh lebih besar dari penghasilan utama. Sah-sah saja jika dalam kondisi seperti ini kita ingin meninggalkan pekerjaan utama. Tetapi, dalam titik ini, tetap dibutuhkan kejelian dalam memutuskan. Seperti halnya investasi yang memerlukan diversifikasi, begitu juga dengan bidang pekerjaan, sedapat mungkin pertahankan pekerjaan utama.

Namun, agar bisa tetap mempertahankan pekerjaan utama sekaligus tetap menggeluti pekerjaan tambahan, kita perlu mencari sosok pengganti yang bisa diandalkan untuk menangani pekerjaan sampingan tadi. Memang akan makan waktu, butuh kesabaran, dan keuletan tersendiri untuk mencari sosok pengganti. Tegakkan prinsip reward and punishment yang tertuang dalam catatan hitam di atas putih. Artinya, kalau si pengganti melakukan pelanggaran fatal atas kesepakatan awal, misal mencuri atau mendiskreditkan nama baik, jangan ragu untuk memecatnya meski itu berarti kembali ke titik nol. Siapa pun yang kita andalkan bekerja untuk kita, tumbuhkan sense of ownership dalam dirinya. Jangan sampai orang kepercayaan ini merasa menjadi sapi perahan atau kita anggap sebagai bawahan saja.

Narasumber: Aidil Akbar Madjid MBA, CFE, CFP, RFC, anggota International of Registered Financial Consultants, salah seorang pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.

Sumber: kompas.com

25 comments:

  1. Tks Tyas, sharing tipsnya.

    Memang bener, kita harus jeli dan berani tuk memulainya dari sekarang

    ReplyDelete
  2. Boleh juga nih infonya..
    ya kalau mau usaha sih memang sebaiknya dipikirkan matang-matang dan jangan asal-asalan.

    ReplyDelete
  3. wah keren nih Sob artikel nya, ya apalagi dimasa krisis, harus lebih giat lagi mencari peluang

    salam

    ReplyDelete
  4. I love the layout of your blog...very pretty!

    ReplyDelete
  5. Hahaha..
    Kalo aku mah menggunakan waktu kantor buat ngeblog

    ReplyDelete
  6. Tipsnya ampuh banget, tetapi saya kurang sependapat kalau jangan tinggalkan pekerjaan utama demi kerjaan sampingan, adakalanya kita harus berani tinggalkan kerjaan utama demi sebuah sampingan yang bisa jadi pekerjaan utama yg jauh lebih besar.

    ReplyDelete
  7. Masalahnya, penghasilan tambahan kadang lebih dipentingkan =)) Parah khan?

    ReplyDelete
  8. Charlotte Garage Door specializes in bringing you the best repair, service and maintenance options for you if you need to buy or repair a garage door. http://www.charlotte-garage-door.com

    ReplyDelete
  9. Mbak Ning, Ikutan komentar. Full Bagus


    Iman
    Pemancar TV dot com

    ReplyDelete
  10. Pekerjaan sampingan atau penghasilan tambahan adalah bibit2 dari entrepreneurship, hal ini sangat bagus.. Singapura bisa sedemkian maju karena mereka punya banyak pengusaha2 hebat.. kita jangan mau kalah..

    ReplyDelete
  11. Bisa dijadiin referensi nie. Makasi tipsnya.

    ReplyDelete
  12. Awalnya sih uang tambahan, tp siapa tahu jadi gaji bulanan..

    ReplyDelete
  13. Benar tuh cari penghasilan tambahan biar makin sejahtera n berkecukupan...
    Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang

    ReplyDelete
  14. wahh..makasih banyak artikelnya..jadi nambah semangat lagi neh..keep posting!

    ReplyDelete
  15. sangat setuju dengan artikel nya.........

    ReplyDelete
  16. info yg segar sob..
    makasih buanyak y…
    sukses selalu dan ditunggu kunjungannya, hehe

    ReplyDelete
  17. Makasih atas artikelnya....sangat membantu kami sekeluarga

    ReplyDelete
  18. ada kalanya orang menjalankan pekerjaan sampingan karena sudah jenuh dengan pekerjaan utama. Suatu saat kalau hasil dari pekerjaan sampingan lebih besar/lebih menjanjikan dari yang utama, bukan tidak mungkin dia akan resign dari yang utama tadi.

    ini yang sedang saya rintis sekarang..
    jalanin bisnis yang tahan "tsunami"...

    ReplyDelete
  19. betul, tp hrs punya modal berani dan mau :D

    ReplyDelete
  20. bener banget tipsnya...cocok ama kehidupan sekarang yang serba ga jelas....kita emang harus pinter-pinter mensiasati waktu yang tentunya berharga setiap harinya...dengan menggunakan waktu semaksimal mungkin, maka tujuan hidup bisa menjadi jelas dan lebih bermanfaat..thank ya mba

    ReplyDelete
  21. penghasilan yang paling cocok untuk mahasiswa apa sih..??

    ReplyDelete
  22. apakah kita akan memperbesar jam kerja atau mengantinya dengan memulai mempraktekkan tips & trik berwirausaha bagi pemula ?

    ReplyDelete
  23. Kita harus kreatif dan bijaksana dalam mengelola keuangan kita dalam kondisi apapun, bahkan pada saat kita kelebihan uang. Sebaiknya kita tidak hanya mengusahakan penghasilan tambahan ketika kita kekurangan. Penghasilan tambahan yang kita peroleh termasuk peluang yang bagus. Kita tidak pernah mengetahui apapun yang akan kita alami. Tidak tertutup kemungkinan bahwa penghasilan tambahan kita ternyata berkembang menjadi pekerjaan utama.

    ReplyDelete

i hate spammers....